ISLAM : Bagaimana Kita harus bersikap sekarang?
Oleh : Rilis Wahyu Diana Nur Prajati
Di pengujung tahun 2019 dunia di hebohkan dengan munculnya Novel 201 Novel Coronavirus (2019-nCoV) penyakit pernapasan, sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan nama resmi sebagai Covid-19 pada bulan Februari 2020.
Covid-19 pertama kali di identifikasi di kota Wuhan, di Provinsi Hubei Cina pada Desember 2019. Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah. Terpantau pada Rabu, 10 Mei 2020 yang positif terjangkit covid-19 yaitu 13.645, sembuh 2.607 dan meninggal dunia 959 orang. (https://www.covid19.go.id/#)
Ini merupakan musibah bagi kita semua. Musibah bukan saja kejadian yang merugikan satu pihak dan kejadian yang tidak disukai orang muslim saja. Namun ini merupakan musibah bagi kita tanpa memandang bulu, baik suku, ras, agama dan golongan. Rasulullah SAW membagi jenis musibah, seperti: sakit, termasuk wabah penyakit, rasa sedih, derita, kecemasan hingga tertusuk duri sekali pun.
Seperti dalam Al-qur'an kata musibah disebut beberapa kali, salah satunya :
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٌ۬ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ
Artinya: “Orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali). (QS Al-Baqarah [2]: 156).
Dengan ayat ini menghibur kita untuk tidak bersedih berlebihan dan berlarut-larut, menyesali takdir lalu berputus asa. "Everything in the hand of Allah Apa saja yang Allah kehendaki terjadi Pasti akan terjadi", begitu kata Opick. Karena ini semua hanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah SWT.
"Menghadapi musibah virus covid-19 ini sebagaimana kita menghadapi musibah pada umumnya, perlu menggunakan pendekatan rasional dan spiritual dengan ikhtiar dan berdoa." Ketua Muhammadiyah Header Nasir.
Dengan ini kita sebagai muslim, patutlah bersikap :
- Bahwa segala urusan di muka bumi ini semua atas izin dan kehendak Allah. Seperti dalam QS At-Taghabun : 11.
- Melatih ujian kesabaran kita, karena hidup tidak luput pertautan suka dan duka, syukur dan sabar. Hal ini seperti disabdakan Rasulullah SAW “Seluruh urusan orang beriman itu begitu menakjubkan, karena pasti berujung pada kebaikan. Dan hal itu hanya terjadi pada diri orang beriman. Jika mengalami hal yang menyenangkan, dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan. Dan jika mengalami hal yang menyedihkan, dia bersabar dan hal itu pun merupakan kebaikan.” (HR Muslim).
- Bahwa semua yang ada di muka bumi ini adalah makhluk Allah, ciptaan-Nya, dari yang paling besar hingga yang terkecil dan yang tak kelihatan. Ini semua tanda kekuasaan Allah Yang Maha Segalanya. Seperti firman-Nya dalam QS Al-Baqarah : 164.
- Mungkin musibah, termasuk wabah penyakit, kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah tangan manusia. Ulah perilaku berlebihan, tidak menjaga kebersihan, ceroboh, dan sejenisnya. Dan unuk mempingatkan kembali kejalan yang lurus. Seperti di dalam ayat-Nya pada QS Ar-Ruum: 41.
- Sebagai peringatan dari Allah, akibat perbuatan dosa manusia, banyak maksiat, mengonsumsi yang dilarang dalam syariat, dan jauh untuk menunaikan syariat-Nya. Allah mengingatkan manusia agar kembali ke jalan yang di ridhai-Nya. Seperti firma-Nya di dalam QS Asy-Syura: 30.
- Mengingatkan bahwasanya kematian, bukanlah karena seseorang atau benda apapun, “karena segala t’lah, tertulis sebelum tercipta.” opik. Maka, bagi yang tertimpa wabah corona, atau apapun, tetap berharap dan bergantung kepada Allah. Seperti fenomena akhir-akhir ini adanya pembatasan beribadah dalam jumlah masa yang berkerumun. Alangkah kita tidak takut berlebihan, lalu tidak mau kumpul di majelis ta’lim dengan alasan takut corona. Lalu ibadah sholat Jumatan libur karena khawatir terjangkit corona, dan sebagainya. Mungkin pembatasan, atau sterelisasi sebelum dan sesudah kegiatan. Adapun kepada manusia, seperti periksa dokter, karantina perawatan, itu hanyalah ikhtiar, yang memang harus maksimal juga dilakukan, agar dapat sehat kembali. Seperti filrman-Nya dalam QS Al-Anbiya [21]: 35.
- Bagi kalangan ahli kedokteran, biologi, apoteker dan pakar lainnya, tentu menjadi media penelitian intensif untuk menemukan antivirusnya. Sehingga dapat menyelamatkan orang lebih banyak lagi. Bahwa setiap penyakit, termasuk wabah virus, pasti ada obatnya. Kita manusia tinggal mengusahakanya sesuai ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. Dengan tetap berkeyakinan bahwa hakikatnya Allah-lah yang menyembuhkan. Pengobatan adalah usahanya. Seperti firmann-Nya dalam QS Asy Syu’ara: 80.
- Di sinilah pentingnya upaya spiritual ilahiyah, yakni dengan memanjatkan doa memohon keselamatan dari Allah Sang Maha Pencipta dan Sang pemberi Keselamatan. Memperkuat spiritual jiwa dengan shalat, doa, dzikrullah, shalawat dan kalimat-kalimat thayyibah. Salah satu doa yang dijarkan Rasulullah SAW :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
Artinya : “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu. dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit lain yang mengerikan.” (HR Abu Daud dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu).
Semoga kita tetap istiqomah dan sabar menghadapi musibah ini. "Satu-satunya yang saya khawatirkan saat atau setelah masa sosial distancing, kita benar-benar terbiasa untuk tidak bersosialisasi lagi, bahkan untuk sekedar ngopi" ujar Caknun. Dapat mengingatkan kita dengan adanya musibah ini untuk saling menguatkan. Mungkin vaksin covid-19 belum di temukan namun kita bisa memberikan vaksin semangat dari kita untuk pasien yang positif covid-19 dan para garda terdepan untuk menangain covid-19 para dokter, perawat dan tenaga medis. Dengan cara kita tetap di rumah dan menjaga kesehatan tak lupa juga kebersihan.
Editor : Amira Farah Muthiah
Tingkatkan lagi mba👍🏻👍🏻
BalasHapusKeren. Tajam literasinya
BalasHapusTerus perkuat tradisi literasinya jgn kasih kendor yaa. Intelektual sebagai panglima. Modal besar untuk jadi orang besar dimasa yang akan datang.
BalasHapusMaasya Alloh.. Semua sudah jelas diterangkan dalam firman dan sabda nya. Tinggal kita mau mengkaji ato tidak..
BalasHapusBarakallohufiik IMMawati... Semoga dg tulisan ini, mampu mencerahkan pikiran bagi siapa saja yg membacanya..