SITI (Diskusi IMMawati) Meneguhkan Ideologi IMMawati guna menciptakan Kartini Masa Kini)

     Hari kartini yang diperingati setiap tahunnya sebagai hari kelahiran Raden Ajeng Kartini, tepatnya pada tanggal 21 April 1879. Kartini merupakan tokoh pahlawan Nasional Indonesia. Sosok yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan. Peringatan hari kartini yang biasanya terkesan dengan acara-acara ceremonial belaka yang menjadi budaya patriarki (menggunakan baju kebaya, lomba make up, dan yang berhubungan dengan ibuisme). Mungkin berbeda dengan sekarang yang di mana dalam tahun adanya covid 19 yang sedang menimpa dunia. khususnya di Indonesia dalam merefleksikan peringatan hari kartini tidak harus dengan memakai pakaian kabaya akan tetapi rasa kepedulian dan kemanusiaan terhadap sesama perempuan khususnya. 


   Terkait hal tersebut, Bidang IMMawati PK Kasman Singodimedjo berinisiatif mengadakan Diskusi IMMawati yang biasa disebut dengan SITI, dengan tema Meneguhkan Ideologi IMMawati guna Menciptakan Kartini Masa Kini. Diskusi ini dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 24 April 2020, pukul 15.30 WIB. Yang diadakan secara Online di grup Whattsap dan diikuti oleh 189 peserta dari berbagai daerah. Adapun Pematerinya yaitu IMMawati Inayatur Rosyidah, S.Pd selaku Ketua Bidang IMMawati DPD Jateng dan dipandu oleh IMMawati Nikmah dari staff bidang IMMawati PK Kasman Singodimedjo sebagai moderatornya. Diskusi diawali dengan perkenalan peserta, kemudian dibuka oleh moderator. Pada awal diskusi pemateri menyampaikan beberapa tokoh perempuan yang berpengaruh dieranya pada saat itu selain R.A Kartini. 

   "Selain kartini, para tokoh perempuan yang berpengaruh di eranya di antaranya Sultanah Safiatudin (1612-1675), Siti Aisyah We Tenriolle memerintah sulawesi selatan (1855-1910), Dewi Sartika (1884-1947), Rohana Kudus (1884-1972), Rahma El Yunusiyah (1900-1969) , Siti Walidah (1872-1946) , Cut Nyak Dhien  (1848-1908), Cut Meutia (1870-1910), dan Malahayati perempuan laksmana angkatan laut", begitu sedikit pemaparan dari IMMawati Inayatur.
"Perempuan bisa untuk ikut berkontribusi dalam memajukan bangsa ini. sehingga dari sini ada titik terang bahwa perempuan bisa bergerak di rana publik tanpa meninggalkan domestiknya. Sebagaimana prinsip-prinsip islam yang juga sangat tegas membawa prinsip kesetaraan manusia, termasuk kesetaraan perempuan dan laki-laki. Karena itu islam menolak semua bentuk ketimpanagan dan ketidakadilan, terutama isu gender. Islam juga menolak budaya patriarkal, budaya foedal dan semua sistem tiranik, despotik dan totaliter", ujar IMMawati Inayatur. 

    Setelah pemaparan materi, moderator membuka sesi tanya jawab. Terdapat beberapa pertanyaan dari peserta yang sangat menarik untuk dibahas. Salah satu dari beberapa pertanyaan adalah "Kenapa kartini lebih dikenal dikhalayak umum ? Dan bagaimana pandangan islam dalam perayaannya ? 
"Khalayak umum sekarang mengenal kartini sebagai tokoh emansipasi karena namanya diproklamirkan  hari Kartini di setiap tanggal 21 April berkat isi surat suratnya yang dikirim ke sahabatnya dan pada saat itu adalah era belanda dan belanda sangat mengapresiasi kartini, meskipun mungkin pada zaman kartini hanya beberapa orang yang disekitarnya yang mengenal kartini. Perayaan hari kartini ataupun perayaan perayaan lain tidak masalah asalkan tidak keluar dari ajaran islam. Misalnya merayakannya dengan mengajak seluruh perempuan kepada hal-hal yang kurang mendidik dan malah menjerumuskan kepada kekejian itu dilarang", jawab IMMawati Inayatur dengan singkat dan jelas. 

    Diskusi IMMawati (SITI) sore itu ditutup dengan closing statement dari pemateri. "Harapannya semoga banyak lahir tokoh perempuan-perempuan yang berani membawa pengaruh perubahan yang lebih baik & inspirasi dari IMMawati-IMMawati. mari kita dukung semama immawati untuk berkiprah di negri ini sesuai dengan bidangnya, tingkatkan kualitas & kapasitas. Tak lupa jargon IMM anggun dalam moral unggul dalam intelektual", ujar IMMawati Inayatur sebagai tanda bahwa diskusi selesai. 

    Tak lupa moderator menutup diskusi sore itu dengan salam. Adapun sedikit kesimpulan yang bisa diambil dari Diskusi IMMawati adalah sebagai IMMawati yang dilahirkan dalam tubuh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak hanya sebagai pelanjut estafet 'Aisyiyah tetapi memulai untuk peka terhadap isu isu yang ada, melakukan pembelaan melalui kaum lemah dan tentunya dengan mengimplementasikan trilogi & tri kompetensi dasar ikatan yang tak terlepas dengan nilai nilai islam. Selain itu perlunya menyiapkan generasi generasi perempuan yang lebih hebat dari tubuh ikatan.

      Yang perlu kita ambil dari sosok kartini adalah semangat perjuangannya, Misalnya kartini yang mengekspresikan pikirannya melalui tulisan yaitu membawa gagasanya yang berpengaruh untuk bangsa. Kartini masa kini adalah kartini yang pandai dan kritis dalam menghadapi perubahan yang ada. Berkarya nyata dengan aksi aksi sosial dan tulisan, selalu berinovasi dan berkreasi mengikuti konteks zaman tanpa meninggalkan nilai-niali islam dan yang tak lain adalah kartini yang mampu mengimplementasikan trilogi & trikompetensi dasar.






Redaktur : Dzuhrida Saskia Pratiwi
Notulensi : download link dibawah
https://drive.google.com/file/d/10phgH-d_GgndkYVVoBWR6JmhZjmaOjXR/view?usp=drivesdk by Almirra Silmi M

Komentar

Postingan Populer