MEMIMPIN ADALAH JALAN YANG MENGGEMBIRAKAN

Ketua Umum PK Kasman Singodimedjo : Idris Hanafi

     Memimpin atau dipimpin? Dua kata yang sering menjadi pertanyaan bagi sebagian kalangan manusia di dunia ini. Ada sebagian yang memilih menjadi pemimpin dan sebagian lagi memilih menjadi yang dipimpin dengan alasannya masing-masing. Tentu itu bukan menjadi masalah yang penting bagi kita, toh kita semua memang harus siap menjadi pemimpin atau dipimpin karena semuanya saling membutuhkan satu sama lain.

    Terlepas dari pertanyaan di atas, sudah lazim diketahui sejak zaman dahulu banyak orang-orang yang berebut kursi kepemimpinan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang ingin menambah kesejahteraan pribadi, ada yang ingin menambah kewibawaan, ada yang ingin mendapat kekuasaan, tapi ada juga yang memang tulus untuk men-sejahterakan yang dipimpinnya. Pada hakikatnya memimpin itu adalah sebuah amanah dan bukanlah sebuah hadiah.


      Kalau mau menilik masa lalu, banyak tokoh-tokoh yang mencerminkan bahwa menjadi seorang pemimpin itu adalah jalan yang menderita. Banyak di antara mereka yang hidup kurang berkecukupan dan serba kekurangan. Mr. Kasman Singodimedjo pernah berkata kepada KH Agus Salim “Een lieder sweg is een lij- denweeg. Leiden is lijden.” Jalan pemimpin bukanlah jalan yang mudah. Memimpin adalah jalan yang menderita. Kalimat itu keluar untuk mengisahkan keteladanan hidup dari seorang KH Agus Salim yang menjadi salah satu di antara pemimpin yang mau menanggung derita. Masih amat banyak pemimpin masyhur di dunia yang memegang prinsip “Leiden is Lijden".


   Pemimpin itu tidak lahir dari zona nyaman “Nothing great comes from a comfort zone”. Banyak dari sebagian orang ingin mendapat suatu impian atau cita-cita tapi tidak mau merasakan manis pahitnya berproses. Padahal yang memperkaya khazanah kepengalaman adalah saat kita berjuang jatuh bangun untuk meraih hal yang dicita-citakan. Perlu digaris bawahi, jalan seorang pemimpin itu menderita bukan berarti tidak bisa bahagia. Memimpin itu seni, bahagia atau tidak itu kita sendiri yang menciptakan.

     Tulisan ini dibuat bukan semata-mata untuk menggurui pembaca, tetapi guna wawas diri sebagai kaum muda yang menjadi pemimpin masa depan ketika kita mempunyai tanggung jawab untuk memimpin suatu entitas, atau paling tidak menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri. Kita bisa bercermin kepada tokoh-tokoh seperti Mr. Kasman Singodimedjo dan yang lainnya. Mereka mengorbankan harta, tenaga dan pikiran mereka untuk kepentingan orang banyak. Tidak perlu takut untuk menjadi seorang pemimpin. Sudah termaktub diatas, kita harus siap menjadi seorang pemimpin ataupun yang dipimpin.

   Terkhusus kepada kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah PK IMM Kasman Singodimedjo yang sedang berproses bersama dalam ikatan, nikmati proses yang ada sekarang ini dan bersabarlah, apa yang kamu curahkan saat ini, apa yang kamu usahakan tidak akan pernah sia-sia. Kita terlalu mesra dengan yang namanya zona nyaman yang membuat kita terlena akan tanggung jawab yang kita miliki, kalaupun ingat kita masih pura-pura lupa. Karena dalam diri kita belum terinternalisasi filososfi “Leiden is lijden".


Editor : Dzuhrida Saskia Pratiwi

Komentar

Postingan Populer